Di dalam suasana paling senyap,
Semua yang ada di bumi akan selalu diliputi kekhawatiran
Membawa cara pandang dengan segala kedangkalannya
Melihat di ujung tombak saling berbenturan
Satu-persatu melucuti paksa segala yang mengikat
Kita kembali,
Pada rumah yang telanjur usang
Tembok yang nyaris runtuh
Berbinar di ujung debur ombak
Matanya kembali berbulir
Kekalahan yang tak ingin dibungkus, bawa pulang
Pemeo kembali dijejal kata-kata
Dipilih paling elok, telinga menangkap getaran
Baru kali ini kepulangan terasa berat
Pergi yang juga ikut-ikutan memberatkan langkah kaki
Bersama tangguhnya yang sedang dipulihkan
Masih senyap,
Di setiap sudut debu-debu berdiam, menikmati ke mana arah angin membawanya—pasrah
Berbekal percaya untuk menjumpai yang sudah seharusnya
Sapaan pagi hari yang terasa hangat, atau ini hanya karena bias mentari pagi?
Apapun itu, berlayar tidak akan pernah salah dalam berlabuh
Begitu kira-kira pelaut tangguh mengarungi kapal
di tempat paling aman,
seperti biasa