Tanpa Definisi

Zee
Feb 11, 2020
Photo by Ian Panelo on Pexels

Perbincangan antara ibu dan anak semata wayangnya masih berlanjut.

Ia meronta ingin kembali pada pemilik rahim kemudian gagal hadir.

Karena berkali-kali ia merasa menyesal atas kehadiran dirinya sendiri.

Ia sedang lupa kalau sekian lama dirinya merepotkan dalam raga yang rela menampungnya dan merawatnya.

Bertahun-tahun, akhirnya hati yang terlampau keras berhasil lapuk.

Dituliskannya dalam secarik kertas;

Bu, nanti kalau Ibu terluka karena saya. Terkutuklah saya menjadi manusia paling bodoh dan kurangajar. Jadi, maafkan saya seperti yang sudah selalu Ibu lakukan tanpa saya meminta.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Zee
Zee

Written by Zee

I captured each moment through the art of writing

No responses yet

Write a response