Laman-laman Usang

Zee
1 min readOct 11, 2021
Photo by Sergiu Vălenaș on Unsplash

Mana bisa dilupakan, pasti hatimu akan kembali berbalik ke tempat kamu menemukan. Saya mundur saja.

Empat tahun berlalu,
melewati ribuan musim penuh tanda tanya.
Saya kira itu hanya perkataan bagi manusia yang malas mengambil risiko.

Ternyata, saya salah besar.
Ucapan itu hadir memasuki rongga-rongga pikiran di hampir setiap malam menuju lelap.
Bukan waktu yang mudah untuk menuliskan bab Merelakan.

Saya kira kamu di sana, ternyata tidak, tidak pernah.
Serangkaian narasi dibuat sesingkat mungkin, selesai.
Tanpa aba-aba,
tanpa rasa malu,
padahal apa yang dimulai, juga tidak ada.

Semu.

Ruang yang dirawat bertahun-tahun,
ribuan cahaya menemaninya di setiap setapak lorong yang begitu gelap.
Kado yang berserak tanpa rasa malu,
pertanyaan liar yang dilontarkan tanpa keraguan,
hingga kode-kode yang beterbangan, tak pernah hinggap.

Kamu benar, sekali lagi.
Bahkan lebih dari dugaan penuh kewarasan.

Tidak akan pernah tertulis bab Tawa, kalau Selesai lebih dulu menempatkan laman kosong.
Laman-laman bersih masih banyak tersedia di episode berikut-berikutnya,
harapnya kian hatinya ikut tersisih.

Di tempat paling aman,
Isi kepala sendiri

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Zee
Zee

Written by Zee

I captured each moment through the art of writing

No responses yet