Sepenggal

Zee
Oct 31, 2021
Photo by Dim Hou on Unsplash

Sepenggal yang diramu dengan penuh kelembutan,
setelah berpuluh-puluh menerima caci maki penuh marah.

Sepenggal yang membawa perpisahan menjadi lebih ringan,
menyenangkan untuk menjumpai kembali kepingan-kepingan yang remuk berbatas waktu.

Sepenggal yang menuntun iringan langkah penuh kemawasan,
takut menjadi karib yang sudah lama sengaja dikubur.

Sepenggal yang mengaburkan pandangan di ujung,
merebut paksa kabut-kabut yang dihiasi bulir di pelupuk.

Pulang lagi,
Pulang lagi,
Pulang lagi,

Menjemput kepandaian yang hampir habis terbakar,
Mengisi setiap sudut penuh tinta warna-warni,

Terbentuk lagi,
Terbentuk lagi,
Kali ini tanpa libatan benturan—mudah hancur kalau sampai abai.

Hiasan langit terasa penuh,
Dipandangi mata yang kosong tak bertuju,
Padahal di sana, tertulis jelas segala yang mengartikan hadirnya.

Ia kembali, menjemput, merelakan, menemui sesuatu yang telah lama direnggut—entah siapa punya.

Di dalam kepala sendiri,
waktu-waktu penuh tarian

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Zee
Zee

Written by Zee

I captured each moment through the art of writing

No responses yet

Write a response