Hancur

Zee
1 min readNov 11, 2019

Renjana namanya.

Ia kembali bersedih tanpa tahu penyebabnya.

Mungkin bukan karena tidak tahu, tapi memang kesedihannya sudah terlalu menumpuk sehingga sulit mencari akar permasalahannya.

Mengurung diri dalam ruang sepi yang selama ini membantunya sembuh usai terluka. Kali ini, masih dengan metode yang sama.
Merasa bosan, renjana pergi menuju tempat kesukaannya saat hatinya bersedih. Mengguyur sekujur tubuhnya dengan air mengalir.

Terasa dingin.

Namun, ia merasakan hangat pada bagian wajah.

ah, sial.

Lagi-lagi renjana menutupi tangisnya ditengah derasnya aliran air.

Kesedihan yang sama datang lagi, ia tak tahan lagi untuk membendungnya.

Untungnya…

Beruntung, tidak ada benda tajam dalam ruangan itu.

Renjana hampir menjadikan tubuhnya sebagai kanvas yang bisa ia lukis semaunya.

Beruntung, hari itu benda mati yang tak paham apa-apa masih berpihak pada kebaikan dirinya.

Ia gagal menghabisi dirinya sendiri.

Semut kecil pun ikut bergetir, melihat tangis renjana yang sesenggukan tak bisa tertahan.

Ia merasa hancur. Hancur dan luruh.

Namun, ia harus kembali merasa utuh.

Semoga masih ada harap untuknya esok.

Semoga semesta selalu berkenan berbaik hati padanya.

Renjanaku, sabar. sedikit lagi sampai.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Zee
Zee

Written by Zee

I captured each moment through the art of writing

No responses yet

Write a response