Aku bersembunyi di balik luka-luka yang menjelma menjadi bentuk amarah.
Pada tatapan sinis yang kosong ke arah jalan-jalan tak berpenghuni.
Pohon-pohon menggugurkan daun kering yang mulai menguning satu per satu.
Di bawah tiap bintang paling terang berpijar di sana.
Aku bersembunyi di balik nanah yang menjelma menjadi bentuk tawa.
Di antara kesesakan penumpang yang sedang berusaha memikirkan segala cara untuk dapat bertahan hidup.
Bunga-bunga kembali layu, hujan belum turun juga membasuhi kelopaknya yang mulai mengering.
Aku bersembunyi di balik ujaran paling menyakitkan menjelma menjadi bentuk tetesan air mata.
Di sudut-sudut ruangan tak bercahaya, ia luruh satu per satu membentuk genangan.
Tembok-tembok yang mulai menguning menunjukkan kerapuhan.
Aku bersembunyi di balik secarik kertas berisi umpatan-umpatan manis.
Kita kembali menyapa akar-akar yang mencoba kuat menopang badannya.
Di tempat-tempat paling aman, mereka menjulang berusaha tegak ditengah rapuh yang hanya bisa ditelan lumat, dan terus bersembunyi di bilik tanah tempatnya mengakar.